BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kemasan merupakan salah
satu bidang desain komunikasi visual
yang mempunyai banyak tuntutan khusus karena fungsinya yang langsung berhadapan
dengan konsumen, antara lain tuntutan teknis, kreatif, komunikatif dan pemasaran
yang harus diwujudkan ke dalam bahasa visual, hal ini merupakan suatu tantangan
kerena selain dituntut untuk dapat menyajikan sebuah (desain) kemasan yang
estetis juga dituntut menghadapi produk-produk pesaing. Tantangan yang lain
adalah klien tidak hanya menharapkan peningkatan penjualan tetapi juga agar
konsumennya tetap setia menggunakan produknya.
Kemasan dapat
didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau
bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek,
kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk melakukan
pembungkusan, yaitu
1.
Kemasan memenuhi
syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya
dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih,
menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
2.
Kemasan dapat
melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi
lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan
merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produk
3.
Kemasan
merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan harus membuat semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik
diharapkan dapat memikat dan menarik konsumen, selain itu, kemasan juga dapat
mengurangi kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.
Kemasan telah dikenal
sejak jaman manusia purba. Orang-orang primitif menggunakan kulit binatang dan
keranjang rumput untuk mewadahi buah-buahan yang dipungut dari hutan. Kemudian
8.000 tahun yang lalu, bangsa cina membuat aneka ragam keramik untuk mewadahi
benda padat maupun cair. Orang-orang indonesia kuno membuat wadah dari bambu
untuk menyimpan bahan pangan cair. Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan
kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu, batu, keramik, kaca. Tetapi pada jaman
itu, kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi
barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak
barang. Sebenarnya peranan kemasan baru disarankan pada tahun 1950-an,
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk mengamati
jenis fungsi kemasan yang digunakan oleh produsen pangan baik dalam bentuk
padat semi cair maupun cair di pasar tradisonal di kota kupang.
2.
Untuk mengamati
janis dan fungsi kemasan yang digunakan oleh produsenikan segar maupun ikan
olahan yang dijual di pasar tradisional kota kupang.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dati kegiatan praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1.
Dapat mengetahui
jenis-jenis kemasan yang digunakan dalam kegiatan pengemasan bahan pangan.
2.
Dapat mengetahui
manfaat dari pengunaan kemasan bagi produk dalam memasarkan bahan pangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Sejarah
Singkat Kemasan
Selama berabad-abad, fungsi
sebuah kemasan hanyalah sebatas untuk melindungi barang atau mempermudah barang
untuk dibawa. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin kompleks, barulah
terjadi penambahan nilai-nilai fungsional dan peranan kemasan dalam pemasaran
mulai diakui sebagai satu kekuatan utama dalam persaingan pasar. Menjelang abad
pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu, batu, keramik
dan kaca. Tetapi pada jaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan lebih
berfungsi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam
lainnya yang dapat merusak barang. Selain itu, kemasan juga berfungsi sebagai
wadah agar barang mudah dibawa selama dalam perjalanan. Baru pada tahun 1980-an
di mana persaingan dalam dunia usaha semakin tajam dan kalangan produsen saling
berlomba untuk merebut perhatian calon konsumen, bentuk dan model kemasan
dirasakan sangat penting peranannya dalam strategi pemasaran. Di sini kemasan
harus mampu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk, dan “membujuk”
konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tugas penjualan pada saat
jual beli terjadi.
2.2.
Fungsi Kemasan
Hermawan kartajaya,
seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang
bilang “ packaging sells what it sells (kemasan melindungi apa yang dijual) “
sekarang “packaging sells what it protect (kemasan menjual apa saja yang
dilindungi) dengan kata lain, kemasan bukan hanya sebagai pelindung atau wadah
tetapi harus dapat menjual produk dikemasnya. Perkembangan fungsional kemasan
tidak hanya berkembang sebatas ini saja, tetapi sekarang ini kemasan sudah
berfungsi sebagai media komunikasi suatu citra tertentu lewat contack consumen.
Jenis kemasan yang digunakan sesuai fungsi juga memberikan nilai tambah dalam
hal peningkatan kaulitas produk juga kualitas dalam harga yang kompetitif.
Secara umum fungsi kemasan adalah
:
1.
Melindungi
dan mengawetkan produk, seperti
melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan,
kontaminasi darikotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu
produk.
2.
Sebagai
identitas produk,
dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi
kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.
3.
Meningkatkan
efisiensi, seperti:
memudahkan penghitungan, memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Kemasan juga
dapat berfungsi sebagai media komunikasi suatu citra tertentu. Contohnya,
produk-produk benda kerajinan. Dari kemasannya orang sudah dapat mengenali
rasanya, walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada bungkus tersebut,
tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik.
2.3
Jenis-jenis
Kemasan
Ada dua jenis kertas utama yang
digunakan, yaitu kertas kasar dan kertas lunak. Kertas yang digunakan sebagai
kemasan adalah jenis kertas kasar, sedangkan kertas halus digunakan untuk
kertas tulis berupa buku dan kertas sampul. Berikut beberapa jenis kertas kasar
yang dapat digunakan untuk kemasan:
1. Kemasan Kertas
a. Kertas glasin dan kertas tahan minyak (grease
proof).
Kertas glasin dan
kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang waktu pengadukan pulp
sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan-bahan lain seperti
plastisizer bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga
dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang lengket. Penambahan antioksidan
bertujuan unttuk memperlambat ketengikan dan menghambat pertumbuhan jamur atau
khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti gelas dan
transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak,
tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air
seperti lak dan lilin. Kertas glasin digunakan sebagai bahan dasar laminat.
b. Kertas Perkamen
Kertas
perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega, margarine,
biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau digoreng),
daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil ternak lain, teh dan kopi.
Sifat-sifat kertas perkamen adalah :
1.
mempunyai
ketahanan lemak yang baik,
2.
mempunyai
kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih,
3.
permukaannya
bebas serat,
4.
tidak
berbau dan tidak berasa,
5.
transparan
dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin,
6.
tidak
mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan
bahan tertentu.
c.
Kertas
Lilin
Kertas lilin adalah
kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnyaadalah lilin parafin
dengan titik cair 46-74oC
dan dicampur polietilen (titik cair 100-124oC) atau petrolatum (titik cair
4052oC). Kertas ini dapat menghambat
air, tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin
digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain.
d. Kertas Container Board
Kertas daluang banyak
digunakan dalam pembuatan kartun beralur. Ada dua jenis kertas daluang, yaitu, line
board disebut juga kertas kraft yang berasal dari kayu cemara dan corrugated
medium yang berasal dari kayu keras dengan proses sulfat
e. Kertas Chipboard
Chipboard dibuat dari kertas koran bekas
dan sisa-sisa kertas. Jika kertas ini dijadikan kertas kelas ringan, maka
disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai pelindung atau
bantalan pada barang pecah belah. Kertas chipboard dapat juga digunakan sebagai
pembungkus dengan daya rentang yang rendah. Jika akan dijadikan karton lipat,
maka harus diberi bahan-bahan tambahan tertentu.
f.
Kertas Tyvek
Kertas tyvek adalah kertas
yang terikat dengan HDPE (high density polyethylene). Dibuat pertama
sekali oleh Du Pont dengan nama dagang Tyvek. Kertas tyvek mempunyai permukaan
yang licin dengan derajat keputihan yang baik dan kuat, dan sering digunakan
untuk kertas foto. Kertas ini bersifat :
1.
no
grain yaitu
tidak menyusut atau mengembang bila terjadi perubahan kelembaban,
2.
tahan
terhadap kotoran, bahan kimia,
3.
bebas
dari kontaminasi kapang, dan
4.
mempunyai
kemampuan untuk menghambat bakteri ke dalam kemasan
g. Kertas Soluble
Kertas soluble adalah
kertas yang dapat larut dalam air. Kertas ini diperkenalkan pertama sekali oleh
Gilbreth Company, Philadelphia dengan nama dagang Dissolvo.
Digunakan untuk tulisan dan oleh FDA (Food and Drug Administration)
tidak boleh digunakan untuk pangan. Sifat-sifat kertas soluble adalah kuat,
tidak terpengaruh kelembaban tetapi cepat larut di dalam air.
h.
Kertas
plastik
Kertas plastik dibuat
karena keterbatasan sumber selulosa. Kertas ini disebut juga kertas sintetis
yang terbuat dari lembaran stirena, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1.
daya
sobek dan ketahanan lipat yang baik,
2.
daya
kaku lebih kecil daripada kertas selulosa, sehingga menimbulkan maslaah dalam
pencetakan label,
3.
tidak
mengalami perubahan bila terjadi perubahan kelembaban (RH),
4.
tahan
terhadap lemak, air dan tidak dapat ditumbuhi kapang, dan
.
2. Kemasan Plastik
1. Jenis dan Sifat
Kemasan Plastik
Beberapa jenis
kemasan plastik yang dikenal adalah polietilen, polipropilen, poliester , nilon
dan vinil film. Jenis plastik yang banyak digunakan untuk berbagai tujuan (60%
dari penjualan plastik yang ada di dunia) kemasan adalah polistiren,
Polipropilen, polivinil klorida dan akrilik.
a. Polietilen
Polietilen adalah
polimer dari monomer etilen yang dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari
gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri minyak dan batubara.
Proses polimerisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu polimerisasi dalam
bejana bertekanan tinggi (1000-300 atm) menghasilkan molekul makro dengan banyak
percabangan yakni campuran dari rantai lurus dan bercabang. Cara kedua,
polimerisasi dengan bejana bertekanan rendah (10-40 atm) menghasilkan molekul
makro berantai lurus dan tersusun paralel. Polietilen merupakan film yang
lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek
yang baik. Pemanasan polietilen akan menyebabkan plastik ini menjadi lunak dan,cair
pada suhu 110oC.
Sifat permeabilitasnya yang rendah dan sifat,mekaniknya yang baik, maka
polietilen dengan ketebalan 0.001 – 0.01 inchi banyak digunakan unttuk mengemas
bahan pangan. Plastik polietilen termasuk golongan termoplastik sehingga dapat
dibentuk menjadi kantung dengan derajat kerapatan yang baik.
b. Polipropilen
Polipropilen
mempunyai nama dagang Bexophane, Dynafilm, Luparen, Escon, Olefane dan Profax.
Sifat-sifat dan penggunaannya sangat miripdengan polietilen, yaitu : -ringan
(densitas 0.9 g/cm3)
-mudah dibentuk - tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, tapi tidak
transparan dalam bentuk kemasan kaku
-lebih kuat dari PE. Pada suhu rendah akan rapuh, dalam bentuk murninya mudah
pecah pada suhu -30oC
sehingga perlu ditambahkan PE atau bahan lain untuk memperbaiki ketahanan
terhadap benturan. Tidak dapat digunakan untuk kemasan beku. -lebih kaku dari
PE dan tidak mudah sobek sehingga mudah dalam penanganan dan distribusi -daya
tembus (permeabilitasnya) terhadap uap air rendah, permeabilitas terhadap gas
sedang, dan tidak baik untuk bahan pangan yang mudah rusak oleh oksigen. –tahan
terhadap suhu tinggi sampai dengan 150oC, sehingga dapat dipakai untuk
mensterilkan bahan pangan. -mempunyai titik lebur yang tinggi, sehingga sulit
untuk dibentuk menjadi kantung dengan sifat kelim panas yang baik.
-polipropilen juga tahan lemak, asam kuat dan basa, sehingga baik untuk kemasan
minyak dan sari buah. Pada suhu kamar tidak terpengaruh oleh pelarut kecuali
oleh HCl. -pada suhu tinggi PP akan bereaksi dengan benzen, siklen, toluen,
terpentin dan asam nitrat kuat. Sifat-sifat polipropilen dapat diperbaiki
dengan memodifikasi menjadi OPP (oriented polyprophylene), yaitu
pembuatannya dilakukan dengan menarik ke satu arah, atau menjadi BOPP (Biaxial
Oriented Polypropylene), jika ditarik dari dua arah.
c. Polivinil Klorida
Beberapa
jenis Polivinil Klorida adalah :
1.
Plasticized
Vinyl Chlorida yaitu
bahan pemlastis yang digunakan adalah resin (poliester, epoksi) dan non resin
(ptalat dan posfat).
2.
Vinyl
copolimer mirip
dengan plastized vinil klorida, hanya resinnya berupa polimer, sehingga dapat
digunakan untuk kemasan blister pack, kosmetika dan lai sebagainya.
3.
Oriented
Film adalah
jenis oriented film mempunyai sifat yang luwes (lunak) dan tidak mudah
berkerut. Sifat-sifat umum kemasan oriented adalah
a. tembus pandang, ada juga yang
keruh - permeabilitas terhadap uap air dan gas rendah
b.tahan minyak, alkohol dan pelarut petrolium,
sehingga dapat digunakan untuk kemasan, mentega, margarin dan minyak goreng kekuatan
tarik tinggi dan tidak mudah sobek
c. dipengaruhi oleh hidrokarbon
2.
aromatik,
keton, aldehida, ester, eter aromatik, anhidrat dan molekul11 molekul yang
mengandung belerang, nitrogen dan fosfor. Tidak terpengaruh oleh asam dan basa,
kecuali asam pengoksidasi, akan tetapi pemlastis akan terhidrolisa oleh asam
dan basa pekat. - densitas 1.35-1.4 g/cm3.
d.
Akrilik
Akrilik adalah nama
kristal termoplastik yang jernih dengan nama dagang Lucie, Barex dan Plexiglas.
Beberapa sifat akrilik adalah : -kaku dan transparan -penahan yang baik
terhadap oksigen dan cahaya –titik leburnya rendah (65.5oC) -pada suhu rendah cenderung
cair, mudah rusak tergantung formula yang menyusunnya -tahan terhadap petroleum,
tapi terurai oleh alkohol rendah, HCl, asam pengoksidasi, keton, ester dan
pelarut aromatik -tidak dapat ditumbuhi kapang –peka terhadap asam kuat dan
basa Akrilik banyak digunakan sebagai bahan pelapis untuk bahan keras lain, dan
dahulu digunakan untuk gigi palsu dan kacamata. Kemasan pangan yang menggunakan
akrilik adalah botol-botol minuman.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum I dan II dilaksanakan pada hari Sabtu
19 Januari 2013 di pasar tradisonal Oeba, pasar Inpres, Swalayan Rukun Jaya, Flobamora
Mall dan Hypermart.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan
praktikum ini adalah camera, balpoint, tabel quisioner.
3.3.
Prosedur
Kerja
1.
Prosedur kerja
yang diterapkan dalam kegiatan praktikum I adalah sebagai berikut :
a.
Mendatangi pasar
tradisional Oeba dan Pasar Inpres untuk mengamati berbagai jenis pangan semi
cair, cair maupun padat
b.
Mencatat semua
jenis kemasan yang digunakan oleh para penjual maupun produsen produk pangan
tradisional
c.
Mengisi formolir
yang disediakan
2.
Prosedur kerja
yang diterapkan dalam kegiatan praktikum II adalah sebagai berikut :
a.
Mendatangi pasar
modern (Rukun Jaya, Flobamora Mall dan Hypermart) untuk mengamati berbagai
jenis produk ikan segar maupun ikan olahan
b.
Mencatat semua
jenis kemasan yang digunakan oleh para penjual maupun produsen produk ikan
segar maupun olahan di pasar modern (Rukun Jaya, Flobamora Mall dan Hypermart)
c.
Mengisi formulir
yang disediakan
d.
Hasil pengamatan
dibuat dalam bentuk tabel dan presentase penggunaan berbagai jenis kemasan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1
Hasil
Praktikum I
Lokasi
pengambilan data dalam kegiatan praktikum I bertempatkan di pasar tradisonal
Oeba yang beralamat di kelurahan Oeba dan Pasar Inpres yang beralamat di
kelurahan Naikoten. Adapun data-data yang dihimpun dalam kegiatan praktikum di
presentasekan dalam bentuk Tabel 1. Dan Tabel 2 dibawah ini,
Tabel
1. Jenis kemasan dan bahan pangan yang dikemas di pasar Oeba
No
|
Jenis Pangan
Cair
|
Jenis Pangan
Semi Cair
|
Jenis Pangan
Padat
|
Fungsi
|
ket
|
Estetika
|
Ekonomi
|
|
1
|
Susu
|
|
1
|
2
|
3
|
2
|
Nira Lontar
|
1
|
2
|
1
|
3
|
|
Gula sabu
|
|
1
|
2
|
1
|
4
|
Mentega
|
2
|
1
|
2
|
5
|
|
Ikan Kering
|
1
|
2
|
1
|
6
|
Beras
|
1
|
2
|
1
|
Sumber: hasil pengamatan kelompok, 2013
Tabel 2. Jenis
kemasan dan bahan pangan yang dikemas di pasar Inpres
No
|
Jenis Pangan
Cair
|
Jenis Pangan
Semi Cair
|
Jenis Pangan
Padat
|
Fungsi
|
ket
|
Estetika
|
Ekonomi
|
|
1
|
Teh cair (teh kita)
|
|
2
|
1
|
1
|
2
|
Nira Lontar
|
2
|
1
|
1
|
3
|
|
Ikan kaleng
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Mentega
|
1
|
2
|
1
|
5
|
|
Ikan Kering
|
1
|
2
|
1
|
6
|
Gula pasir
|
1
|
2
|
1
|
Sumber: hasil pengamatan praktikum, 2013
Keterangan:
1 : Plastik
2 :
Kertas
3 : Kaleng
Scor untuk fungsi estetika dan ekonomi
1
:
Baik
2
:
Sangat Baik
4.1.2
Hasil
praktikum II
Lokasi
pengambilan data dalam kegiatan praktikum I bertempatkan di pasar tradisonal
Oesapa yang beralamat di kelurahan Oesapa dan Pasar Inpres yang beralamat di
kelurahan Naikoten. Adapun data-data yang dihimpun dalam kegiatan praktikum di
presentasekan dalam bentuk Tabel 3 dan Tabel 4 dibawah ini,
Form
A. Jenis kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan menjual produk ikan segar
maupun ikan olahan di pasar tradisional oesapa dan pasar Inpres.
Tabel 3. Jenis
kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan menjual produk ikan segar maupun
olahan di pasar tradisional oesapa.
No
|
Ikan segar
|
Ikan olahan
|
Ket
|
|
Jenis Ikan
|
Simpan
|
Kemas Jual
|
Harga
|
Nama Produk
|
Kemasan/Simpan
|
harga
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ikan kaleng
|
Kaleng
|
1/Rp. 5.000
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ikan kering
|
plastik
|
Rp. 12.000/kg
|
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Sumber
: hasil pengamatan praktikum, 2013
Tabel 4. Jenis
kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan menjual produk ikan segar maupun
olahan di pasar inpres
No
|
Ikan segar
|
Ikan olahan
|
Ket
|
|
Jenis Ikan
|
Simpan
|
Kemas Jual
|
Harga
|
Nama Produk
|
Kemasan/Simpan
|
harga
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ikan kaleng
|
Kaleng
|
1/Rp. 4.500
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ikan kering
|
plastik
|
Rp. 15.000/kg
|
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Sumber
: hasil pengamatan praktikum, 2013
Form
B. Jenis kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan menjual produk ikan segar
maupun ikan olahan di pasar modern (rukun jaya, flobamora mall dan hypermart)
Tabel 5. Jenis kemasan yang digunakan untuk menyimpan
dan menjual produk ikan segar maupun
olahan dipasaran modern pada Swalayan Rukun Jaya
No
|
Ikan segar
|
Ikan olahan
|
Ket
|
|
Jenis Ikan
|
Simpan
|
Kemas Jual
|
Harga
|
Nama Produk
|
Kemasan/Simpan
|
harga
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ikan kaleng
|
Kaleng
|
1/Rp. 5.000
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ikan kering
|
plastik
|
Rp. 13.500/kg
|
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Sumber: hasil pengamatan praktikum,
2013
Tabel 6. Jenis
kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan menjual ikansegar maupun olahan
dipasaran modern pada Flobamora Mall
No
|
Ikan segar
|
Ikan olahan
|
Ket
|
|
Jenis Ikan
|
Simpan
|
Kemas Jual
|
Harga
|
Nama Produk
|
Kemasan/Simpan
|
harga
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ikan kaleng
|
Kaleng
|
1/Rp. 4.500
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Sumber:
hasil pengamatan praktikum, 2013
Tabel 7. Jenis kemasan yang digunakan untuk menyimpan
dan menjual ikan segar maupun ikan olahan dipasaran modern pada Hypermart.
No
|
Ikan segar
|
Ikan olahan
|
Ket
|
|
Jenis Ikan
|
Jenis Kemasan
|
Harga
|
Nama Produk
|
Kemasan
|
harga
|
|
1
|
Loin Cakalang
|
Plastik
|
Rp.10.000/Bks
|
Ikan kaleng
|
Kaleng
|
1/Rp. 3.500
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
Ikan kering
|
Plastik
|
Rp. 12.000/kg
|
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Sumber:
hasil pengamatan praktikum,2013
4.2 Pembahasan
4.2.1
kemasan secara umum
Pangan merupakan kebutuhan dasar
yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Baik secara fisiologis, psikologis,
sosial maupun antropologis, manusia membutuhkan pangan dalam rangka
mempertahankan hidupnya. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi
yang begitu pesat, industri pangan juga mengalami perkembangan, serta mudah
ditemukan di seluruh pelosok tanah air. Dengan munculnya berbagai macam jenis
pangan, baik untuk di konsumsi langsung maupun yang dapat bertahan lama, ada
satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan industri tersebut yaitu
perkembangan kemasan pangan untuk mengemas produk pangan. Beberapa faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi pangan adalah asupan gizi
yang seimbang serta bebas dari cemaran mikroba, kimia, dan fisik, karena faktor
keamanan pangan juga merupakan syarat universal bagi mutu pangan yang baik.
Dengan kata lain, suatu produk pangan, walaupun memiliki citarasa, nilai gizi,
atau pun sifat fungsional yang bagus, tetap tidak cukup berarti jika produk
tersebut tidak aman untuk dikonsumsi. Salah satu faktor yang terkait dengan
keamanan pangan adalah keamanan bahan kemasan pangan/pembungkusan produk pangan
(foodgrade).
Kemasan juga harus memperhatikan
dua aspek yakni aspek estetika dan aspek ekonomis, kemasan yang memenuhi aspek
estetika dapat mempengaruhi para konsumen untuk membeli produk pangan.
Sedangkan dalam aspek ekonomi jika kemasan yang digunakan betul-betul tepat
guna dalam pengertian menjaga keamanan pangan sehingga harga dalam penjualan
bahan pangan menjadi tetap terkontrol.
4.2.2 Perbandingan
Fungsi Estetika dan Ekonomi Dalam Kemasan Produk .
Perbandingan
fungsi estetika dan ekonomi dalam kemasan produk digambarkan dalam pembahasan berikut ini :
Tabel 8. Jenis
kemasan dan bahan pangan yang dikemas di pasar Oeba
No
|
Jenis Pangan
Cair
|
Jenis Pangan
Semi Cair
|
Jenis Pangan
Padat
|
Fungsi
|
ket
|
Estetika
|
Ekonomi
|
|
1
|
Susu
|
|
1
|
2
|
3
|
2
|
Nira Lontar
|
1
|
2
|
1
|
3
|
|
Gula sabu
|
|
1
|
2
|
1
|
4
|
Mentega
|
2
|
1
|
2
|
5
|
|
Ikan Kering
|
1
|
2
|
1
|
6
|
Beras
|
1
|
2
|
1
|
Sumber: hasil pengamatan kelompok, 2013
Tabel 9. Jenis
kemasan dan bahan pangan yang dikemas di pasar Inpres
No
|
Jenis Pangan
Cair
|
Jenis Pangan
Semi Cair
|
Jenis Pangan
Padat
|
Fungsi
|
ket
|
Estetika
|
Ekonomi
|
|
1
|
Teh cair (teh kita)
|
|
2
|
1
|
1
|
2
|
Nira Lontar
|
2
|
1
|
1
|
3
|
|
Ikan kaleng
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Mentega
|
1
|
2
|
1
|
5
|
|
Ikan Kering
|
1
|
2
|
1
|
6
|
Gula pasir
|
1
|
2
|
1
|
Sumber: hasil pengamatan praktikum, 2013
Keterangan:
1 : Plastik
2 :
Kertas
3 : Kaleng
Scor untuk fungsi estetika dan ekonomi
3
:
Baik
4
:
Sangat Baik
Perbedaan
perbandingan funsi estetika dan fungsi ekonomi digambarkan dalam bentuk diagram
dan data yang digunakan hasil distribusi dari data pada tabel dan digambarkan
dalam diagram batang berikut ini:
Diagram
1. Perbedaan Fungsi Estetika dan Ekonomi Dalam Kemasan Pangan
Hasil
olah data praktikum, 2013
Keterangan
|
:
|
Fungsi
estetika
|
|
|
|
|
:
|
Fungsi
ekonomi
|
Perbedaan
perbandingan fungsi estetika dan fungsi ekonomi sangat mencolok hal ini
disebabkan oleh faktor keamanan pangan, dimana keamanan pangan dapat menjadi
faktor utama dalam mempertahankan harga dan kualitas.
Desain
kemasan mempunyai 5 prinsip fungsional ekonomis , pertama kemasan
(packaging). Pada kemasan ini harus disampaikan tentang jenis produk, dan
kegunaannya. Disini kejujuran jadi hal penting. Kedua, kemasan secara
fisik. Fungsinya sebagai pelindung produk dari benturan, gesekan, guncangan,
hentakan dan lain-lain. Disini kekuatan menjadi prinsip utama. Ketiga,
kemasan yang nyaman dipakai. Maksudnya kemasan disini memberikan rasa nyaman
jika disentuh, permukaannya tidak melukai, lentur saat digenggam, mudah
dibersihkan, disimpan, stabil bila diletakkan. Kemasan yang dapat didaur ulang
sangat diutamakan. Keempat, kemasan yang mampu menampilkan citra produk
dan segmentasi pasar pemakainya. Disini melibatkan banyak unsur terutama yang
berkaitan dengan imajinasi, selera, dan fantasi sipemakai. Kemasan disini harus
mampu menerjemahkan siapa pemakainya, status sosial, dimana dan jenis perilaku
seperti apa produk mainan tersebut dipakai. Keunikan menjadi nilai penting. Kelima,
kemasan yang berprinsip mendukung keselarasan lingkungan. Kemasan yang baik
adalah yang; mudah didaur ulang (recycle) ke produk baru dan tidak
terkontaminasi, bisa dilebur dan dibuat kembali ke produk (re-use) asal.
Kemasan
yang baik harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara
lain sebagai berikut:
1. Faktor
pengamanan Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang
dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar
matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan
biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.
2. Faktor
ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan,
sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill
atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan
lain-lain.
3. Faktor
pendistribusian Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor
atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan
penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan
harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai
menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.
4. Faktor
komunikasi Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan
produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah
dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat
“diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang
tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi
sudah gagal.
5. Faktor
ergonomi Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah
diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari
kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen.
Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya
diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan
pemakainya terkena minyak.
Selain
fungsi ekonomis juga tidak terlepas dari fungsi estetika yang dapat menjadi
daya tarik bagi konsumen dalam memilih bahan produk Kunci utama untuk membuat sebuah
desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simple (sederhana),
fungsional dan menciptakan respons emosional positif yang secara tidak langsung
“berkata”, “Belilah saya.” Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual,
emosional dan rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah
nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh
kegiatan penginderaan manusia, 80 % adalah penginderaan melalui penglihatan
atau kasatmata (visual). Karena itulah, unsur-unsur grafis dari kemasan antara lain:
warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual
yang mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara kasatmata (visual
communication). Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus
mempunyai daya tarik. Daya tarik pada kemasan dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional). Daya
tarik visual (estetika) Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang
mencakup unsurunsur grafis yang telah disebutkan di atas. Semua unsur grafis
tersebut dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan untuk memberikan daya
tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan
faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia. Sebuah
desain yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon.
4.2.3 Penggunaan Kemasan Kaleng, Plastik dan
Kertas Dalam Kemasan Pangan.
1. Kemasan
kaleng.
Pembuatan kaleng umumnya menggunakan 3 jenis bahan
yakni : electrolite tin plate (ETP) yakni suatu lembaran baja yang bagian
permukaannya di lapisi timah putih secara elektris. Tin Free Steel chrome tipe,
pada seluruh permukaan dilapisi khromium oksida. Tin free steel murah dan
praktis namun tidak tahan karat, sehingga dalam penggunaannya harus berlapisan
pada bagian sisinyakemasan kaleng yang digunakan dalam
kemasan ikan kaleng yang strukturnya terbuat dari tembaga yang dilapisi enamel
yang melindungi bahan pangan kerusakan yang diakibatkan oleh mikoba, bahan
kimia kaleng sehingga tidak terjadi Pengembungan (Hydrogenswell) terjadi karena adanya tekanan gas
hidrogen yang dihasilkan darireaksi antara asam pada makanan dengan logam pada
kaleng kemasan. Hydrogenswell disebabkan oleh:
1.
meningkatnya keasaman bahan pangan
2.
meningkatnya suhu penyimpanan
3.
ketidaksempurnaan pelapisan bagian dalam
dari kaleng
4.
proses exhausting yang tidak sempurna
5.
terdapatnya komponen terlarut dari
sulfur dan pospat
2.
Kemasan
Plastik.
Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal adalah
polietilen, polipropilen, poliester , nilon dan vinil film. Jenis plastik yang
banyak digunakan untuk berbagai tujuan (60% dari penjualan plastik yang ada di
dunia) kemasan adalah polistiren, Polipropilen, polivinil klorida dan
akrilik.
Dari hasil
praktikum yang dilakukan kemasan palstik yang digunakan untuk mengemas bahan
pangan seperti ikan kering, beras, teh cair (teh kita), dan gula.penggunaan kemasan plastik berjenis Oriented
Film adalah jenis oriented film mempunyai sifat yang luwes (lunak)
dan tidak mudah berkerut. Sifat-sifat umum kemasan oriented adalah
1.
tembus pandang, ada juga yang keruh -
permeabilitas terhadap uap air dan gas rendah
2.
tahan minyak, alkohol dan pelarut
petrolium, sehingga dapat digunakan untuk kemasan, mentega, margarin dan minyak
goreng -kekuatan tarik tinggi dan tidak mudah sobek
3.
dipengaruhi
oleh hidrokarbon aromatik, keton, aldehida, ester, eter aromatik.
3.
Kemasan
Kertas.
Kemasan kertas yang digunakan untuk kemasan mentega
di gunakan kemasan berjenis kemasan kerta
perkamen digunakan untuk bahan pangan seperti mentega, margarine, biskuit
yang berkadar lemak tinggi. Sifat –sifat kertas perkamen adalah sebagai berikut
:
1. mempunyai
ketahanan lemak yang tinggi
2. mempunyai
kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih
3. permukaan
bebas serat
4. tidak
berbau dan tidak berasa
5. transparansi
dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin, dan
6. tidak
mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan
bahan tertentu.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kemasan
dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah
atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan juga dapat diartikan sebagai
wadah atau pembungkus yang guna mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan
pada bahan yang dikemas atau yang dibungkusnya. Kemasan meliputi tiga hal,
yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk
melakukan pembungkusan, yaitu:
1. Kemasan
memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam
perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya
lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
2. Kemasan
dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk
menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk
pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya.
3. Kemasan
merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat
menarik diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Ruang lingkup
bidang kemasan saat ini juga sudah semakin luas, mulai dari bahan yang sangat
bervariasi hingga bentuk dan teknologi kemasan yang semakin menarik. Bahan
kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, kayu, logam,
fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Bentuk dan teknologi kemasan juga
bervariasi dari kemasan berbentuk kubus, limas, tetrapak, corrugated box,
kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and intelligent
packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan
dengan kebutuhan produk yang dikemas. produk dalam kantong plastik, dibalut
dengan daun pisang, sekarang juga sudah berkembang sampai dalam bentuk botol
dan kemasan yang cantik.
5.2 Saran
Adapun
saran yang ingin disampaikan dalam karya ilmiah yang di ejahwatahkan lewat
laporan praktikum ini yakni harus mengetahui indikator-indikator penting dalam
prinsip kemasan seperti mengetahui sifat
bahan sehingga tidak merusak bahan yang dikemas khususnya bahan pangan,
faktor-faktor yang mempengaruhi desain kemasan yang meliputi nilai estetika dan
ekonomi.
Memilih
kemasan yang mencantumkan tulisan aman (food
safe/for food/food grade) serta mengikuti anjuran produsen yang ditulis
dalam kemasan produk.
DAFTAR PUSTAKA
Commission
Directive 2002/72/EC on relating to plastic materials and articles intended to
come into contact with foodstuff.
Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan
Pengawas Obat dan Makanan RI. Tanya Jawab tentang Kemasan Pangan. 2010.
Europian regulation (EC) N0. 1935/2004 on materials
and articles intended to come into contact with food.
http://www.bbpp-lembang.go
id (diunduh April 2012).
http://www.ecologycenter.org/factsheets/plastichealtheffects.html(diunduh
januari 2013).
http://www.thesite.org/healthandwellbeing/fitnessanddiet/food/foodpackaging
Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.07.11.6664
Tahun 2011 Tentang Pengawasan Kemasan Pangan.
S.S. Deshpande.
2002, Handbook of Food Toxicology, New York-Bassel: Marcel Dekker, Inc.
Lampiran
Dokumentasi