Rabu, 20 Februari 2013

contoh usulan proposal usaha ayam potong IPMASTIM


A.     Dasar Pemikiran
Dunia kampus merupakan sebuah wadah ilmiah dalam proses pembelajaran sebagai  wadah pemberdayaan manusia dalam wawasan dan tindakan. Mahasiswa sebagai stacholders dalam pembangunan. Terlepas sebagai sebuah agen perubahan (agent of change),  tentunya pembelajaran tidak hanya disenyam dalam dunia kampus tetapi juga pembelajaran dalam wadah eksternal seperti keterlibatan dalam dunia organisasi dalam wadah pembelajaran yang bersifat internal dan eksternal.
Atas dasar realita empirik diatas sekiranya pengembangan  pemberdayaan anggota maupun selaku mahasiswa yang dapat mengaplikasikan  teori yang ditemukan dalam dunia kampus sekaligus sebagai wadah pembelajaran bersama bagi anggota yang mempunyai besic ilmu lain sehingga dapat mendorong kreativitas usaha mandiri kelak dalam lingkungan masyarakat. Sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan yang merupakan cipayung dari seluruh mahasiswa asal Kabupaten Sumba Timur yang sedang melanjutkan studi kuliahnya di kupang yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Mahasiswa Asal Sumba Timur (IPMASTIM)  Kupang yang aktualisasi programnya dalam berbagai bidang salah-satunya bidang pemberdayaan usaha produktif anggota yakni “Usaha Ayam Potong dan Usaha Ikan Lele Dumbo” dengan sebuah cita-cita luhur yakni pengembangan kapasitas anggota sebagai sosok leadersip yang mandiri.  
B.     Waktu dan Tempat
1.      Waktu mulai pelaksanaan kegiatan wirausaha mandiri “Namu Angu” pada bulan maret 2013
2.      Tempat pelaksanaan kegiatan wirausaha mandiri “Namu Angu” ini tepatnya di asrama mahasiswa sumba timur (as. Pada njara hammu) Jl bumi II Block capricornus no 05 kelurahan oesapa selatan kecamatan kelapa lima.



C.     Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam usaha ayam potong yakni :
1.      Pemberdayaan anggota dalam berwirausaha
2.      Pengaplikasian teori yang didapatkan dalam dunia kampus
3.      Kesejahtraan anggota dalam pengembangan organisasi seperti :
a.       Membantu biaya registrasi perkuliahan anggota
b.      Membantu biaya kesehatan  bagi anggota yang sakit
c.       Membantu roda perjalanan organisasi
D.     Desain program
Desain program yang hendak didesain yakni desain kandang ayam potong dan usaha ikan lele dumbo yang memperhatikan aspek suhu, sterlisasi kandang, penanganan feses ayam potong.
E.      Rancangan anggaran biaya (RAB) pemeliharaan
Adapun rancangan anggaran biaya (RAB) sebagai berikut :

F.      Penutup
Demikian usulan proposal wirausaha mandiri “Namu Angu” ini kami buat untuk dipertimbangkan. Kami hanya mempunyai sebuah cita-cita tetapi semua ini tidak terlepas dari kontribusi pemikiran dan finansial dari bapak/ibu saudara/i sekalian demi kebermaknaan pelakasanaan wirausaha mandiri ini, kiranya sang maha pencipta selalu meridhoi segala tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan. Sekian dan terimakasih
G.     Lampiran
a.       Struktur organisasi wirausaha mandiri “NAMU ANGU”

b.      Identitas kemasiswaan
c.       Kartu anggota Ikatan Pelajar Mahasiswa Asal Sumba Timur (IPMASTIM) Kupang

Sabtu, 09 Februari 2013

LAPORAN KEMASAN, UKAW 2013

scascnsnjan

PRAKTIKUM KEMASAN, FAPIK UKAW 2013



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Kemasan merupakan salah satu  bidang desain komunikasi visual yang mempunyai banyak tuntutan khusus karena fungsinya yang langsung berhadapan dengan konsumen, antara lain tuntutan teknis, kreatif, komunikatif dan pemasaran yang harus diwujudkan ke dalam bahasa visual, hal ini merupakan suatu tantangan kerena selain dituntut untuk dapat menyajikan sebuah (desain) kemasan yang estetis juga dituntut menghadapi produk-produk pesaing. Tantangan yang lain adalah klien tidak hanya menharapkan peningkatan penjualan tetapi juga agar konsumennya tetap setia menggunakan produknya.
Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan, yaitu
1.      Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
2.      Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produk
3.      Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus membuat semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan menarik konsumen, selain itu, kemasan juga dapat mengurangi kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.
Kemasan telah dikenal sejak jaman manusia purba. Orang-orang primitif menggunakan kulit binatang dan keranjang rumput untuk mewadahi buah-buahan yang dipungut dari hutan. Kemudian 8.000 tahun yang lalu, bangsa cina membuat aneka ragam keramik untuk mewadahi benda padat maupun cair. Orang-orang indonesia kuno membuat wadah dari bambu untuk menyimpan bahan pangan cair. Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu, batu, keramik, kaca. Tetapi pada jaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak barang. Sebenarnya peranan kemasan baru disarankan pada tahun 1950-an,  
1.2.  Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengamati jenis fungsi kemasan yang digunakan oleh produsen pangan baik dalam bentuk padat semi cair maupun cair di pasar tradisonal di kota kupang.
2.      Untuk mengamati janis dan fungsi kemasan yang digunakan oleh produsenikan segar maupun ikan olahan yang dijual di pasar tradisional kota kupang.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dati kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Dapat mengetahui jenis-jenis kemasan yang digunakan dalam kegiatan pengemasan bahan pangan.
2.      Dapat mengetahui manfaat dari pengunaan kemasan bagi produk dalam memasarkan bahan pangan





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.        Sejarah Singkat Kemasan
Selama berabad-abad, fungsi sebuah kemasan hanyalah sebatas untuk melindungi barang atau mempermudah barang untuk dibawa. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin kompleks, barulah terjadi penambahan nilai-nilai fungsional dan peranan kemasan dalam pemasaran mulai diakui sebagai satu kekuatan utama dalam persaingan pasar. Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu, batu, keramik dan kaca. Tetapi pada jaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak barang. Selain itu, kemasan juga berfungsi sebagai wadah agar barang mudah dibawa selama dalam perjalanan. Baru pada tahun 1980-an di mana persaingan dalam dunia usaha semakin tajam dan kalangan produsen saling berlomba untuk merebut perhatian calon konsumen, bentuk dan model kemasan dirasakan sangat penting peranannya dalam strategi pemasaran. Di sini kemasan harus mampu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk, dan “membujuk” konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tugas penjualan pada saat jual beli terjadi.

2.2.         Fungsi Kemasan
Hermawan kartajaya, seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang “ packaging sells what it sells (kemasan melindungi apa yang dijual) “ sekarang “packaging sells what it protect (kemasan menjual apa saja yang dilindungi) dengan kata lain, kemasan bukan hanya sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk dikemasnya. Perkembangan fungsional kemasan tidak hanya berkembang sebatas ini saja, tetapi sekarang ini kemasan sudah berfungsi sebagai media komunikasi suatu citra tertentu lewat contack consumen. Jenis kemasan yang digunakan sesuai fungsi juga memberikan nilai tambah dalam hal peningkatan kaulitas produk juga kualitas dalam harga yang kompetitif.
Secara umum fungsi kemasan adalah :
1.      Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi darikotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
2.      Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.
3.      Meningkatkan efisiensi, seperti: memudahkan penghitungan, memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Kemasan juga dapat berfungsi sebagai media komunikasi suatu citra tertentu. Contohnya, produk-produk benda kerajinan. Dari kemasannya orang sudah dapat mengenali rasanya, walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik.

2.3          Jenis-jenis Kemasan
Ada dua jenis kertas utama yang digunakan, yaitu kertas kasar dan kertas lunak. Kertas yang digunakan sebagai kemasan adalah jenis kertas kasar, sedangkan kertas halus digunakan untuk kertas tulis berupa buku dan kertas sampul. Berikut beberapa jenis kertas kasar yang dapat digunakan untuk kemasan:
1. Kemasan Kertas
a.   Kertas glasin dan kertas tahan minyak (grease proof).
Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan-bahan lain seperti plastisizer bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang lengket. Penambahan antioksidan bertujuan unttuk memperlambat ketengikan dan menghambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin. Kertas glasin digunakan sebagai bahan dasar laminat.
b.  Kertas Perkamen
Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega, margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil ternak lain, teh dan kopi. Sifat-sifat kertas perkamen adalah :
1.      mempunyai ketahanan lemak yang baik,
2.      mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih,
3.      permukaannya bebas serat,
4.      tidak berbau dan tidak berasa,
5.      transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin,  
6.      tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan bahan tertentu.

c.       Kertas Lilin
Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnyaadalah lilin parafin dengan titik cair 46-74oC dan dicampur polietilen (titik cair 100-124oC) atau petrolatum (titik cair 4052oC). Kertas ini dapat menghambat air, tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain.

d.      Kertas Container Board
Kertas daluang banyak digunakan dalam pembuatan kartun beralur. Ada dua jenis kertas daluang, yaitu, line board disebut juga kertas kraft yang berasal dari kayu cemara dan corrugated medium yang berasal dari kayu keras dengan proses sulfat

e.       Kertas Chipboard
Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa-sisa kertas. Jika kertas ini dijadikan kertas kelas ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai pelindung atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas chipboard dapat juga digunakan sebagai pembungkus dengan daya rentang yang rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus diberi bahan-bahan tambahan tertentu.

f.         Kertas Tyvek
Kertas tyvek adalah kertas yang terikat dengan HDPE (high density polyethylene). Dibuat pertama sekali oleh Du Pont dengan nama dagang Tyvek. Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin dengan derajat keputihan yang baik dan kuat, dan sering digunakan untuk kertas foto. Kertas ini bersifat :
1.      no grain yaitu tidak menyusut atau mengembang bila terjadi perubahan kelembaban,
2.      tahan terhadap kotoran, bahan kimia,
3.      bebas dari kontaminasi kapang, dan
4.      mempunyai kemampuan untuk menghambat bakteri ke dalam kemasan

g.      Kertas Soluble
Kertas soluble adalah kertas yang dapat larut dalam air. Kertas ini diperkenalkan pertama sekali oleh Gilbreth Company, Philadelphia dengan nama dagang Dissolvo. Digunakan untuk tulisan dan oleh FDA (Food and Drug Administration) tidak boleh digunakan untuk pangan. Sifat-sifat kertas soluble adalah kuat, tidak terpengaruh kelembaban tetapi cepat larut di dalam air.

h.      Kertas plastik
Kertas plastik dibuat karena keterbatasan sumber selulosa. Kertas ini disebut juga kertas sintetis yang terbuat dari lembaran stirena, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1.      daya sobek dan ketahanan lipat yang baik,
2.      daya kaku lebih kecil daripada kertas selulosa, sehingga menimbulkan maslaah dalam pencetakan label,
3.      tidak mengalami perubahan bila terjadi perubahan kelembaban (RH),
4.      tahan terhadap lemak, air dan tidak dapat ditumbuhi kapang, dan

.
2. Kemasan Plastik
1. Jenis dan Sifat Kemasan Plastik
Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal adalah polietilen, polipropilen, poliester , nilon dan vinil film. Jenis plastik yang banyak digunakan untuk berbagai tujuan (60% dari penjualan plastik yang ada di dunia) kemasan adalah polistiren, Polipropilen, polivinil klorida dan akrilik.

a.   Polietilen
Polietilen adalah polimer dari monomer etilen yang dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri minyak dan batubara. Proses polimerisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu polimerisasi dalam bejana bertekanan tinggi (1000-300 atm) menghasilkan molekul makro dengan banyak percabangan yakni campuran dari rantai lurus dan bercabang. Cara kedua, polimerisasi dengan bejana bertekanan rendah (10-40 atm) menghasilkan molekul makro berantai lurus dan tersusun paralel. Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek yang baik. Pemanasan polietilen akan menyebabkan plastik ini menjadi lunak dan,cair pada suhu 110oC. Sifat permeabilitasnya yang rendah dan sifat,mekaniknya yang baik, maka polietilen dengan ketebalan 0.001 – 0.01 inchi banyak digunakan unttuk mengemas bahan pangan. Plastik polietilen termasuk golongan termoplastik sehingga dapat dibentuk menjadi kantung dengan derajat kerapatan yang baik.

b.   Polipropilen
Polipropilen mempunyai nama dagang Bexophane, Dynafilm, Luparen, Escon, Olefane dan Profax. Sifat-sifat dan penggunaannya sangat miripdengan polietilen, yaitu : -ringan (densitas 0.9 g/cm3) -mudah dibentuk - tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, tapi tidak transparan   dalam bentuk kemasan kaku -lebih kuat dari PE. Pada suhu rendah akan rapuh, dalam bentuk murninya mudah pecah pada suhu -30oC sehingga perlu ditambahkan PE atau bahan lain untuk memperbaiki ketahanan terhadap benturan. Tidak dapat digunakan untuk kemasan beku. -lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga mudah dalam penanganan dan distribusi -daya tembus (permeabilitasnya) terhadap uap air rendah, permeabilitas terhadap gas sedang, dan tidak baik untuk bahan pangan yang mudah rusak oleh oksigen. –tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 150oC, sehingga dapat dipakai untuk mensterilkan bahan pangan. -mempunyai titik lebur yang tinggi, sehingga sulit untuk dibentuk menjadi kantung dengan sifat kelim panas yang baik. -polipropilen juga tahan lemak, asam kuat dan basa, sehingga baik untuk kemasan minyak dan sari buah. Pada suhu kamar tidak terpengaruh oleh pelarut kecuali oleh HCl. -pada suhu tinggi PP akan bereaksi dengan benzen, siklen, toluen, terpentin dan asam nitrat kuat. Sifat-sifat polipropilen dapat diperbaiki dengan memodifikasi menjadi OPP (oriented polyprophylene), yaitu pembuatannya dilakukan dengan menarik ke satu arah, atau menjadi BOPP (Biaxial Oriented Polypropylene), jika ditarik dari dua arah.

c.   Polivinil Klorida
Beberapa jenis Polivinil Klorida adalah :
1.      Plasticized Vinyl Chlorida yaitu bahan pemlastis yang digunakan adalah resin (poliester, epoksi) dan non resin (ptalat dan posfat).
2.      Vinyl copolimer mirip dengan plastized vinil klorida, hanya resinnya berupa polimer, sehingga dapat digunakan untuk kemasan blister pack, kosmetika dan lai sebagainya.
3.      Oriented Film adalah jenis oriented film mempunyai sifat yang luwes (lunak) dan tidak mudah berkerut. Sifat-sifat umum kemasan oriented adalah
a. tembus pandang, ada juga yang keruh - permeabilitas terhadap uap air dan gas rendah
b.tahan minyak, alkohol dan pelarut petrolium, sehingga dapat digunakan untuk kemasan, mentega, margarin dan minyak goreng kekuatan tarik tinggi dan tidak mudah sobek
c. dipengaruhi oleh hidrokarbon
2.      aromatik, keton, aldehida, ester, eter aromatik, anhidrat dan molekul11 molekul yang mengandung belerang, nitrogen dan fosfor. Tidak terpengaruh oleh asam dan basa, kecuali asam pengoksidasi, akan tetapi pemlastis akan terhidrolisa oleh asam dan basa pekat. - densitas 1.35-1.4 g/cm3.
d.   Akrilik
Akrilik adalah nama kristal termoplastik yang jernih dengan nama dagang Lucie, Barex dan Plexiglas. Beberapa sifat akrilik adalah : -kaku dan transparan -penahan yang baik terhadap oksigen dan cahaya –titik leburnya rendah (65.5oC) -pada suhu rendah cenderung cair, mudah rusak tergantung formula yang menyusunnya -tahan terhadap petroleum, tapi terurai oleh alkohol rendah, HCl, asam pengoksidasi, keton, ester dan pelarut aromatik -tidak dapat ditumbuhi kapang –peka terhadap asam kuat dan basa Akrilik banyak digunakan sebagai bahan pelapis untuk bahan keras lain, dan dahulu digunakan untuk gigi palsu dan kacamata. Kemasan pangan yang menggunakan akrilik adalah botol-botol minuman.










BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1.         Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum I dan II dilaksanakan pada hari Sabtu 19 Januari 2013 di pasar tradisonal Oeba, pasar Inpres, Swalayan Rukun Jaya, Flobamora Mall dan Hypermart.

3.2.          Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah camera, balpoint, tabel quisioner.

3.3.        Prosedur Kerja
1.      Prosedur kerja yang diterapkan dalam kegiatan praktikum I adalah sebagai berikut :
a.       Mendatangi pasar tradisional Oeba dan Pasar Inpres untuk mengamati berbagai jenis pangan semi cair, cair maupun padat
b.      Mencatat semua jenis kemasan yang digunakan oleh para penjual maupun produsen produk pangan tradisional
c.       Mengisi formolir yang disediakan
2.      Prosedur kerja yang diterapkan dalam kegiatan praktikum II adalah sebagai berikut :
a.       Mendatangi pasar modern (Rukun Jaya, Flobamora Mall dan Hypermart) untuk mengamati berbagai jenis produk ikan segar maupun ikan olahan
b.      Mencatat semua jenis kemasan yang digunakan oleh para penjual maupun produsen produk ikan segar maupun olahan di pasar modern (Rukun Jaya, Flobamora Mall dan Hypermart)
c.       Mengisi formulir yang disediakan
d.      Hasil pengamatan dibuat dalam bentuk tabel dan presentase penggunaan berbagai jenis kemasan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1   Hasil
4.1.1        Hasil Praktikum I
Lokasi pengambilan data dalam kegiatan praktikum I bertempatkan di pasar tradisonal Oeba yang beralamat di kelurahan Oeba dan Pasar Inpres yang beralamat di kelurahan Naikoten. Adapun data-data yang dihimpun dalam kegiatan praktikum di presentasekan dalam bentuk Tabel 1. Dan Tabel 2 dibawah ini,
Tabel 1. Jenis kemasan dan bahan pangan yang dikemas di pasar Oeba
No
Jenis Pangan Cair
Jenis Pangan Semi Cair
Jenis Pangan Padat
Fungsi
ket
Estetika
Ekonomi

1
Susu

1
2
3
2
Nira Lontar
1
2
1
3

Gula sabu

1
2
1
4
Mentega
2
1
2
5

Ikan Kering
1
2
1
6
Beras
1
2
1
Sumber: hasil pengamatan kelompok, 2013

Tabel 2. Jenis kemasan dan bahan pangan yang dikemas di pasar Inpres
No
Jenis Pangan Cair
Jenis Pangan Semi Cair
Jenis Pangan Padat
Fungsi
ket
Estetika
Ekonomi

1
Teh cair (teh kita)

2
1
1
2
Nira Lontar
2
1
1
3

Ikan kaleng

1
2
3
4
Mentega
1
2
1
5

Ikan Kering
1
2
1
6
Gula pasir
1
2
1
Sumber: hasil pengamatan praktikum, 2013

Keterangan:
1      : Plastik
2      : Kertas
3      : Kaleng
Scor untuk fungsi estetika dan ekonomi
1            : Baik
2            : Sangat Baik





4.1.2        Hasil praktikum II
Lokasi pengambilan data dalam kegiatan praktikum I bertempatkan di pasar tradisonal Oesapa yang beralamat di kelurahan Oesapa dan Pasar Inpres yang beralamat di kelurahan Naikoten. Adapun data-data yang dihimpun dalam kegiatan praktikum di presentasekan dalam bentuk Tabel 3 dan Tabel 4 dibawah ini,

Form A. Jenis kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan menjual produk ikan segar maupun ikan olahan di pasar tradisional oesapa dan pasar Inpres.
Tabel 3. Jenis kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan menjual produk ikan segar maupun olahan di pasar tradisional oesapa.
No
Ikan segar
Ikan olahan
Ket

Jenis Ikan
Simpan
Kemas Jual
Harga
Nama Produk
Kemasan/Simpan
harga

1
-
-
-
-
Ikan kaleng
Kaleng
1/Rp. 5.000

2
-
-
-
-
Ikan kering
plastik
Rp. 12.000/kg

3
-
-
-
-
-
-
-

Sumber : hasil pengamatan praktikum, 2013


Tabel 4. Jenis kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan menjual produk ikan segar maupun olahan di pasar inpres
No
Ikan segar
Ikan olahan
Ket

Jenis Ikan
Simpan
Kemas Jual
Harga
Nama Produk
Kemasan/Simpan
harga

1
-
-
-
-
Ikan kaleng
Kaleng
1/Rp. 4.500

2
-
-
-
-
Ikan kering
plastik
Rp. 15.000/kg

3
-
-
-
-
-
-
-

Sumber : hasil pengamatan praktikum, 2013






Form B. Jenis kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan menjual produk ikan segar maupun ikan olahan di pasar modern  (rukun jaya, flobamora mall dan hypermart)
Tabel 5.  Jenis kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan   menjual produk ikan segar maupun olahan dipasaran modern pada Swalayan Rukun Jaya
No
Ikan segar
Ikan olahan
Ket

Jenis Ikan
Simpan
Kemas Jual
Harga
Nama Produk
Kemasan/Simpan
harga

1
-
-
-
-
Ikan kaleng
Kaleng
1/Rp. 5.000

2
-
-
-
-
Ikan kering
plastik
Rp. 13.500/kg

3
-
-
-
-
-
-
-

Sumber: hasil pengamatan praktikum, 2013

Tabel 6. Jenis kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan menjual ikansegar maupun olahan dipasaran modern pada Flobamora Mall
No
Ikan segar
Ikan olahan
Ket

Jenis Ikan
Simpan
Kemas Jual
Harga
Nama Produk
Kemasan/Simpan
harga

1
-
-
-
-
Ikan kaleng
Kaleng
1/Rp. 4.500

2
-
-
-
-
-
-
-

3
-
-
-
-
-
-
-

Sumber: hasil pengamatan praktikum, 2013

Tabel 7.  Jenis kemasan yang digunakan untuk menyimpan dan menjual ikan segar maupun ikan olahan dipasaran modern pada Hypermart.
No
Ikan segar
Ikan olahan
Ket

Jenis Ikan
Jenis Kemasan

Harga
Nama Produk
Kemasan
harga

1
Loin Cakalang
Plastik
Rp.10.000/Bks
Ikan kaleng
Kaleng
1/Rp. 3.500

2
-
-
-
Ikan kering
Plastik
Rp. 12.000/kg

3

-
-

-
-
-
-

Sumber: hasil pengamatan praktikum,2013







4.2  Pembahasan
4.2.1          kemasan secara umum
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Baik secara fisiologis, psikologis, sosial maupun antropologis, manusia membutuhkan pangan dalam rangka mempertahankan hidupnya. Sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat, industri pangan juga mengalami perkembangan, serta mudah ditemukan di seluruh pelosok tanah air. Dengan munculnya berbagai macam jenis pangan, baik untuk di konsumsi langsung maupun yang dapat bertahan lama, ada satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan industri tersebut yaitu perkembangan kemasan pangan untuk mengemas produk pangan. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi pangan adalah asupan gizi yang seimbang serta bebas dari cemaran mikroba, kimia, dan fisik, karena faktor keamanan pangan juga merupakan syarat universal bagi mutu pangan yang baik. Dengan kata lain, suatu produk pangan, walaupun memiliki citarasa, nilai gizi, atau pun sifat fungsional yang bagus, tetap tidak cukup berarti jika produk tersebut tidak aman untuk dikonsumsi. Salah satu faktor yang terkait dengan keamanan pangan adalah keamanan bahan kemasan pangan/pembungkusan produk pangan (foodgrade).
Kemasan juga harus memperhatikan dua aspek yakni aspek estetika dan aspek ekonomis, kemasan yang memenuhi aspek estetika dapat mempengaruhi para konsumen untuk membeli produk pangan. Sedangkan dalam aspek ekonomi jika kemasan yang digunakan betul-betul tepat guna dalam pengertian menjaga keamanan pangan sehingga harga dalam penjualan bahan pangan menjadi tetap terkontrol.







   4.2.2                         Perbandingan Fungsi Estetika dan Ekonomi Dalam Kemasan Produk        .
                                                Perbandingan fungsi estetika dan ekonomi dalam kemasan produk    digambarkan dalam pembahasan berikut ini :

Tabel 8. Jenis kemasan dan bahan pangan yang dikemas di pasar Oeba
No
Jenis Pangan Cair
Jenis Pangan Semi Cair
Jenis Pangan Padat
Fungsi
ket
Estetika
Ekonomi

1
Susu

1
2
3
2
Nira Lontar
1
2
1
3

Gula sabu

1
2
1
4
Mentega
2
1
2
5

Ikan Kering
1
2
1
6
Beras
1
2
1
Sumber: hasil pengamatan kelompok, 2013

Tabel 9. Jenis kemasan dan bahan pangan yang dikemas di pasar Inpres
No
Jenis Pangan Cair
Jenis Pangan Semi Cair
Jenis Pangan Padat
Fungsi
ket
Estetika
Ekonomi

1
Teh cair (teh kita)

2
1
1
2
Nira Lontar
2
1
1
3

Ikan kaleng

1
2
3
4
Mentega
1
2
1
5

Ikan Kering
1
2
1
6
Gula pasir
1
2
1
Sumber: hasil pengamatan praktikum, 2013

Keterangan:
1      : Plastik
2      : Kertas
3      : Kaleng
Scor untuk fungsi estetika dan ekonomi
3            : Baik
4            : Sangat Baik









Perbedaan perbandingan funsi estetika dan fungsi ekonomi digambarkan dalam bentuk diagram dan data yang digunakan hasil distribusi dari data pada tabel dan digambarkan dalam diagram batang berikut ini:
Diagram 1. Perbedaan Fungsi Estetika dan Ekonomi Dalam Kemasan Pangan

Hasil olah data praktikum, 2013

Keterangan

:
Fungsi estetika




:
Fungsi ekonomi

           
            Perbedaan perbandingan fungsi estetika dan fungsi ekonomi sangat mencolok hal ini disebabkan oleh faktor keamanan pangan, dimana keamanan pangan dapat menjadi faktor utama dalam mempertahankan harga dan kualitas.
Desain kemasan mempunyai 5 prinsip fungsional ekonomis , pertama kemasan (packaging). Pada kemasan ini harus disampaikan tentang jenis produk, dan kegunaannya. Disini kejujuran jadi hal penting. Kedua, kemasan secara fisik. Fungsinya sebagai pelindung produk dari benturan, gesekan, guncangan, hentakan dan lain-lain. Disini kekuatan menjadi prinsip utama. Ketiga, kemasan yang nyaman dipakai. Maksudnya kemasan disini memberikan rasa nyaman jika disentuh, permukaannya tidak melukai, lentur saat digenggam, mudah dibersihkan, disimpan, stabil bila diletakkan. Kemasan yang dapat didaur ulang sangat diutamakan. Keempat, kemasan yang mampu menampilkan citra produk dan segmentasi pasar pemakainya. Disini melibatkan banyak unsur terutama yang berkaitan dengan imajinasi, selera, dan fantasi sipemakai. Kemasan disini harus mampu menerjemahkan siapa pemakainya, status sosial, dimana dan jenis perilaku seperti apa produk mainan tersebut dipakai. Keunikan menjadi nilai penting. Kelima, kemasan yang berprinsip mendukung keselarasan lingkungan. Kemasan yang baik adalah yang; mudah didaur ulang (recycle) ke produk baru dan tidak terkontaminasi, bisa dilebur dan dibuat kembali ke produk (re-use) asal.
Kemasan yang baik harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:
1.      Faktor pengamanan Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.
2.      Faktor ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-lain.
3.      Faktor pendistribusian Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.
4.      Faktor komunikasi Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk  kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.
5.      Faktor ergonomi Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.

Selain fungsi ekonomis juga tidak terlepas dari fungsi estetika yang dapat menjadi daya tarik bagi konsumen dalam memilih bahan produk Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simple (sederhana), fungsional dan menciptakan respons emosional positif yang secara tidak langsung “berkata”, “Belilah saya.” Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh kegiatan penginderaan manusia, 80 % adalah penginderaan melalui penglihatan atau kasatmata (visual). Karena itulah, unsur-unsur grafis dari kemasan antara lain: warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual yang mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara kasatmata (visual communication). Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus mempunyai daya tarik. Daya tarik pada kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional). Daya tarik visual (estetika) Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsurunsur grafis yang telah disebutkan di atas. Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia. Sebuah desain yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon.


4.2.3      Penggunaan Kemasan Kaleng, Plastik dan Kertas Dalam Kemasan Pangan.
              1.       Kemasan kaleng.
Pembuatan kaleng umumnya menggunakan 3 jenis bahan yakni : electrolite tin plate (ETP) yakni suatu lembaran baja yang bagian permukaannya di lapisi timah putih secara elektris. Tin Free Steel chrome tipe, pada seluruh permukaan dilapisi khromium oksida. Tin free steel murah dan praktis namun tidak tahan karat, sehingga dalam penggunaannya harus berlapisan pada bagian sisinyakemasan kaleng yang digunakan dalam kemasan ikan kaleng yang strukturnya terbuat dari tembaga yang dilapisi enamel yang melindungi bahan pangan kerusakan yang diakibatkan oleh mikoba, bahan kimia kaleng sehingga tidak terjadi Pengembungan (Hydrogenswell)  terjadi karena adanya tekanan gas hidrogen yang dihasilkan darireaksi antara asam pada makanan dengan logam pada kaleng kemasan. Hydrogenswell disebabkan oleh:
1.      meningkatnya keasaman bahan pangan
2.      meningkatnya suhu penyimpanan
3.      ketidaksempurnaan pelapisan bagian dalam dari kaleng
4.      proses exhausting yang tidak sempurna
5.      terdapatnya komponen terlarut dari sulfur dan pospat

2.              Kemasan Plastik.
Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal adalah polietilen, polipropilen, poliester , nilon dan vinil film. Jenis plastik yang banyak digunakan untuk berbagai tujuan (60% dari penjualan plastik yang ada di dunia) kemasan adalah polistiren, Polipropilen, polivinil klorida dan akrilik.
Dari hasil praktikum yang dilakukan kemasan palstik yang digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti ikan kering, beras, teh cair (teh kita), dan gula.penggunaan kemasan plastik berjenis Oriented Film adalah jenis oriented film mempunyai sifat yang luwes (lunak) dan tidak mudah berkerut. Sifat-sifat umum kemasan oriented adalah
1.          tembus pandang, ada juga yang keruh - permeabilitas terhadap uap air dan gas rendah
2.          tahan minyak, alkohol dan pelarut petrolium, sehingga dapat digunakan untuk kemasan, mentega, margarin dan minyak goreng -kekuatan tarik tinggi dan tidak mudah sobek
3.          dipengaruhi oleh hidrokarbon aromatik, keton, aldehida, ester, eter aromatik.

3.              Kemasan Kertas.
Kemasan kertas yang digunakan untuk kemasan mentega di gunakan kemasan berjenis kemasan kerta perkamen digunakan untuk bahan pangan seperti mentega, margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi. Sifat –sifat kertas perkamen adalah sebagai berikut :
1.      mempunyai ketahanan lemak yang tinggi
2.      mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih
3.      permukaan bebas serat
4.      tidak berbau dan tidak berasa
5.      transparansi dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin, dan
6.      tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan bahan tertentu.


BAB V
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan juga dapat diartikan sebagai wadah atau pembungkus yang guna mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas atau yang dibungkusnya. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan, yaitu:
1.      Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
2.      Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya.
3.      Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Ruang lingkup bidang kemasan saat ini juga sudah semakin luas, mulai dari bahan yang sangat bervariasi hingga bentuk dan teknologi kemasan yang semakin menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, kayu, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan berbentuk kubus, limas, tetrapak, corrugated box, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. produk dalam kantong plastik, dibalut dengan daun pisang, sekarang juga sudah berkembang sampai dalam bentuk botol dan kemasan yang cantik.

5.2       Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan dalam karya ilmiah yang di ejahwatahkan lewat laporan praktikum ini yakni harus mengetahui indikator-indikator penting dalam prinsip kemasan seperti  mengetahui sifat bahan sehingga tidak merusak bahan yang dikemas khususnya bahan pangan, faktor-faktor yang mempengaruhi desain kemasan yang meliputi nilai estetika dan ekonomi.
Memilih kemasan yang mencantumkan tulisan aman (food safe/for food/food grade) serta mengikuti anjuran produsen yang ditulis dalam kemasan produk.

















DAFTAR PUSTAKA

Commission Directive 2002/72/EC on relating to plastic materials and articles intended to come into contact with foodstuff.
Direktorat  Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Tanya Jawab tentang Kemasan Pangan. 2010.
Europian   regulation (EC) N0. 1935/2004 on materials and articles intended to come into contact with food.
http://www.bbpp-lembang.go id (diunduh April 2012).
http://www.ecologycenter.org/factsheets/plastichealtheffects.html(diunduh januari 2013).
http://www.thesite.org/healthandwellbeing/fitnessanddiet/food/foodpackaging
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 Tentang Pengawasan Kemasan Pangan.
S.S. Deshpande. 2002, Handbook of Food Toxicology, New York-Bassel: Marcel Dekker, Inc.












Lampiran Dokumentasi